Langsung ke konten utama

BMKG: Waspada Banjir dan Longsor, Bandung Diguyur Hujan Hingga Maret

Rohaeni
Hujan di wilayah Bandung dan sekitarnya. 

Bandung — Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Bandung mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap bencana banjir dan longsor yang berpotensi terjadi di musim hujan. Hal ini mengingat bahwa berdasarkan prakiraan cuaca, puncak musim hujan dengan intensitas tinggi terjadi di Februari 2020.

Selama Februari 2020, hujan berintensitas tinggi akan terus mengguyur wilayah Bandung dan sekitarnya. Meski begitu, hujan tidak turun secara merata. Sebab, sejumlah wilayah akan mulai diguyur hujan sejak siang menjelang sore atau malam hari.
Prakirawan BMKG Kota Bandung, Yan (39) menuturkan bahwa meskipun hujan yang mengguyur Kota Bandung saat ini masih dapat dikatakan normal terjadi, masyarakat tetap harus mewaspadai potensi bencana yang terjadi.
“Untuk Kota Bandung, Februari sampai Maret ini memang normalnya hujan. Banjir dan longsor memang permasalahan kompleks, tetapi tetap harus waspada mengingat Februari memasuki puncak musim hujan,” ujar Yan (39) saat dihubungi pada Sabtu (22/02). 
Prakirawan BMKG Kota Bandung, Yan (39) saat menjelaskan curah mjusim hujan.
Yan (39) mengatakan bahwa di penghujung Februari nanti berpotensi untuk mengakhiri masa musim hujan. Meski demikian, hal tersebut bukan berarti langsung menjadi tanda bergantinya musim hujan ke musim kemarau. Akan tetap ada hujan dengan intensitas ringan sampai dengan sedang.
“Hujan mulai berkurang di sekitar bulan Maret sampai dengan April, setelahnya baru memasuki musim kemarau,” tambah Yan (39).
Tidak hanya wilayah Bandung yang berpotensi diguyur hujan, sejumlah wilayah lain di Jawa Barat mengalami hal serupa. Di antaranya adalah Purwakarta, Cianjur, Tasikmalaya, Garut, Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan.
Sementara itu, warga di Jalan Sersan Surip No 139/169A Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, Bandung punya cara unik untuk menghadapi berlangsungnya musim hujan. Dea (20) selalu menampung air hujan yang turun ke dalam tandon air miliknya. Pasalnya, ia merasa sayang melihat air hujan mengalir begitu saja ke dalam drainase.
Menurut Dea (20), air hujan tersebut dapat dimanfaatkan untuk beberapa hal, seperti aktivitas mandi, cuci, dan kakus. Namun, air hujan tersebut terlebih dahulu diberi bahan penjernih air sebelum digunakan. 
Dea (20) saat memperlihatkan hasil tampungan air hujan miliknya
“Daripada masuk ke selokan begitu aja, lebih baik dimanfaatkan dan mengurangi potensi banjir yang terjadi. Pak Oded juga pernah menyarankan untuk menampung air hujan,” kata Dea (20) saat memperlihatkan air hujan tampungannya.
Seiring dengan masih berlangsungnya musim hujan, BMKG tetap mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi bencana. Informasi mengenai prakiraan cuaca harian dapat dilihat dengan mudah melalui aplikasi BMKG atau kanal komunikasi resmi BMKG lainnya, seperti situs web dan media sosial. (Rohaeni)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kota Bandung Belum Miliki BPBD, Diskar PB: Kami Selalu Siap

Rohaeni Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung yang berada di Jl. Sukabumi , Bandung. Bandung — Hingga saat ini, Kota Bandung masih belum memiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Pasalnya, pada Desember 2019 lalu, meski telah berkonsultasi dengan jajaran Provinsi Jawa Barat, Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) mengatakan pembentukan BPBD Kota Bandung belum dapat terwujud pada 2020. Kendati demikian, Wali Kota Bandung, Oded M. Danial terus mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk segera mengadakan pembentukan BPBD Kota Bandung. Hal tersebut didasarkan pada keinginan Kota Bandung untuk lebih fokus dalam menghadapi berbagai peristiwa kebencanaan. Pembentukan BPBD Kota Bandung tengah dibahas di bagian organisasi Pemberdayaan Aparatur Daerah (Orpad). Tidak adanya BPBD Kota Bandung tak terlepas dari mayoritas masyarakat yang menganggap Kota Bandung tidak rawan bencana, apalagi sesar Lembang kala itu diangga...

[Ayo Belajar!] Aksara Kiril Rusia

Bahasa Rusia menggunakan aksara Kiril Rusia untuk sistem tulisannya. Aksara ini juga sering disebut dengan Alfavit (Алфавит) atau terkadang juga disebut dengan azbuka (азбука), sebutan yang berasal dari bunyi awal aksara Kiril lama. Alfabet Rusia terdiri dari 33 huruf, di dalamnya terdapat 10 huruf vokal, 20 huruf konsonan, 1 huruf semi-konsonan (terkadang disebut juga sebagai semi-vokal) dan 2 tanda pelafalan. Huruf Besar А   Б В Г Д   Е Ё   Ж З   И   Й К Л М Н   О   П Р С Т   У   Ф Х Ц Ч Ш Щ  Ъ   Ы   Ь   Э Ю Я   Huruf Kecil а    б  в  г  д   е  ё   ж  з    и    й  к  л  м  н    о    п  р с  т    y   ф  х  ц  ч  ш  щ   ъ    ы    ь    э  ю  я * Huruf yang berwarna biru merupakan huruf hidup, sedangka...

Jelang Mudik Lebaran, KAI Daop 2 Bandung Siapkan 446.000 Tiket

Rohaeni Stasiun Kereta Api Bandung masuk ke dalam bagian  PT. KAI Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung. Bandung — Persiapan jelang mudik lebaran di tahun ini telah dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Pasalnya, sejak 14 Februari 2020 PT. KAI Persero secara keseluruhan telah membuka penjualan tiket kereta api reguler masa angkutan lebaran 2020 untuk H-10 lebaran dengan tanggal keberangkatan 14 Mei 2020. Tiket kereta api ini dapat dipesan mulai H-90 sebelum tanggal keberangkatan dan dapat diakses melalui banyak cara, di antaranya situs web KAI, aplikasi KAI Acces, maupun saluran penjualan resmi tiket KAI lainnya. Asisten Manager Humas PT. KAI Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung, Russen (42) mengatakan pihaknya telah menyediakan tiket sebanyak 446.000 selama masa Angkutan Lebaran 2020. Jumlah tiket yang disediakan tidak terlepas dari melihat ketersediaan tempat duduk kereta api reguler. Rencananya PT. KAI Daop 2 Bandung akan mengoperasikan sebanyak 37 perjalanan ...