Langsung ke konten utama

3 Tahun Pasca Revitalisasi, Pasar Kontemporer Sarijadi Masih Sepi Pembeli

Rohaeni
Kondisi Pasar Kontemporer Sarijadi Bandung yang kini sepi dari pembeli pasca revitalisasi

Bandung — Sejak diresmikan pada tahun 2017 lalu setelah mengalami revitalisasi, pasar Kontemporer Sarijadi ternyata justru mengalami sepi pengunjung. Proyek revitalisasi yang digarap pada 2016 lalu merupakan gagasan pasar tematik oleh Ridwan Kamil saat masih menjabat sebagai Wali Kota Bandung dan dibangun dengan anggaran sejumlah Rp19,5 miliar.

Revitalisasi dilakukan karena letak pasar yang berada di belakang dan tertutup oleh kontainer bak sampah. Pasca revitalisasi, kondisi pasar sempat ramai namun  tidak bertahan lama dan pada akhirnya menjadi sepi. Pasar yang seakan ‘mati’ ini padahal memiliki tampilan yang lebih modern dan menjadi percontohan pasar tradisional lainnya.

Menurut kepala pasar, Raras (30) mengatakan bahwa bangunan Pasar Kontemporer Sarijadi ini terdiri dari empat lantai. Lantai dasar ditempati oleh pedagang bahan pokok, di lantai satu terdapat percetakan, sementara di lantai dua dan tiga terdapat bagian toko busana dan foodcourt. Di samping itu, pasar juga dilengkapi fasilitas lainnya seperti kios, musola, toilet, kafe, samsat, dan bangunan hunian.

“Fasilitasnya di sini lengkap ya, bahkan ada hunian juga di bagian belakang. Pelayanan samsat juga ada,” jelasnya saat ditemui di kantor pengelola Pasar Kontemporer Sarijadi, Bandung, Kamis (20/02/2020).

Meski begitu, dari empat lantai yang ada, hanya satu lantai yang ditempati atau diisi oleh para pedagang, yaitu bagian lantai dasar. Lantai dasar pun tidak semua kios yang penuh ditempati, hanya beberapa yang terisi oleh pedagang sementara sisanya terlihat kosong.

“Termasuk hunian yang dibelakang itu ada sekitar 160 ruangan. Kalau khusus kios dagang sekitar 150, tetapi yang menempati hanya ada 19 pedagang,” tambah Raras saat ditanya tentang kios dan jumlah pedagang.

Kondisi pasar yang sepi menurut Raras (30) tidak terlepas dari para pedagang yang justru menghilang tidak menempati kiosnya. Meski telah membayar biaya deposito, beberapa pedagang tidak menempati kios sehingga habis masa berlakunya. Sedikitnya jumlah pedagang berimbas pada sepinya pembeli di pasar Kontemporer Sarijadi.  

Salah satu pedagang yang mengisi kios di lantai dasar, Dede (55) menuturkan adanya perubahan kondisi pasar dan sulitnya berjualan karena sepi dari pembeli. Sepinya pasar berimbas pada omset penjualan yang juga menurun. Ia sangat menyayangkan sepinya pembeli padahal kondisi pasar jauh lebih baik dari sebelumnya.

“Penjualan juga jadi turun karena sepi. Dulu mah sampe jam empat sore juga masih ramai, sekarang kan sepi. Padahal tempatnya sudah bagus,” kata Dede sambil menimbang beberapa gula di depan kiosnya.

Jika pada pasar lainnya saat akhir pekan mengalami lonjakan pembeli, menurut Dede pada akhir pekan Pasar Kontemporer Sarijadi justru makin sepi dari pembeli. Pada hari biasa kebanyakan pembeli merupakan mahasiswa yang berlokasi dekat dengan pasar, saat akhir pekan menjadi semakin sepi dari pembeli karena liburnya mahasiswa.

Dede mengatakan pedagang yang menempati kios di lantai dasar merupakan pedagang yang tetap bertahan. Selain itu, ia menambahkan bahwa kondisi pasar yang sepi merupakan kesalahan dari pemerintah yang pada masa awal revitalisasi mengharuskan adanya uang untuk biaya sewa kios. Belum lagi adanya kenaikan retribusi harian dari sebesar Rp2.500,- berubah menjadi Rp5.000,-.

“Iya, salahnya itu tadinya harus uang dulu bagi yang mau masuk dagang. Kan harusnya dibiarkan masuk dulu pedagangnya, nanti bayar belakangan. Jadi kan ramai pedagang kemungkinan juga ramai pembeli. Tidak seperti sekarang yang sepi. Ini harus bayar dulu deposito tiga bulan ke depan Rp5.000.000,- terus perbulannya bayar lagi macam-macam,”  kata Dede.

Para pedagang juga mengeluhkan kondisi pasar yang sepi karena kebanyakan pembeli justru berbelanja di Pasar Cibogo yang letaknya tidak jauh dari Pasar Kontemporer Sarijadi. Kebanyakan pedagang di Pasar Cibogo juga awalnya pedagang di Pasar Sarijadi yang memutuskan pindah karena sepinya pasar.

Menurut Raras (30) yang bertugas sebagai kepala Pasar Kontemporer Sarijadi, pasar Cibogo sebenarnya hanya lahan kosong rumah yang kemudian dimanfaatkan untuk disewakan kepada para pedagang. Lahan tersebut memang bukan diperuntukkan sebagai pasar.

Terkait kondisi pasar yang sepi pasca revitalisasi ini, Raras mengatakan akan dilakukan pemasaran ulang sebagai solusi atas kondisi pasar yang sepi. Diharapkan ke depannya dengan adanya pemasaran ulang ini akan menarik jumlah pedagang yang mengisi kios dan berimbas dengan banyaknya pembeli. Lebih jauh, fungsi pasar pasca revitalisasi akan berjalan dengan lebih maksimal. (Rohaeni)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kota Bandung Belum Miliki BPBD, Diskar PB: Kami Selalu Siap

Rohaeni Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung yang berada di Jl. Sukabumi , Bandung. Bandung — Hingga saat ini, Kota Bandung masih belum memiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Pasalnya, pada Desember 2019 lalu, meski telah berkonsultasi dengan jajaran Provinsi Jawa Barat, Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) mengatakan pembentukan BPBD Kota Bandung belum dapat terwujud pada 2020. Kendati demikian, Wali Kota Bandung, Oded M. Danial terus mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk segera mengadakan pembentukan BPBD Kota Bandung. Hal tersebut didasarkan pada keinginan Kota Bandung untuk lebih fokus dalam menghadapi berbagai peristiwa kebencanaan. Pembentukan BPBD Kota Bandung tengah dibahas di bagian organisasi Pemberdayaan Aparatur Daerah (Orpad). Tidak adanya BPBD Kota Bandung tak terlepas dari mayoritas masyarakat yang menganggap Kota Bandung tidak rawan bencana, apalagi sesar Lembang kala itu diangga...

[Ayo Belajar!] Aksara Kiril Rusia

Bahasa Rusia menggunakan aksara Kiril Rusia untuk sistem tulisannya. Aksara ini juga sering disebut dengan Alfavit (Алфавит) atau terkadang juga disebut dengan azbuka (азбука), sebutan yang berasal dari bunyi awal aksara Kiril lama. Alfabet Rusia terdiri dari 33 huruf, di dalamnya terdapat 10 huruf vokal, 20 huruf konsonan, 1 huruf semi-konsonan (terkadang disebut juga sebagai semi-vokal) dan 2 tanda pelafalan. Huruf Besar А   Б В Г Д   Е Ё   Ж З   И   Й К Л М Н   О   П Р С Т   У   Ф Х Ц Ч Ш Щ  Ъ   Ы   Ь   Э Ю Я   Huruf Kecil а    б  в  г  д   е  ё   ж  з    и    й  к  л  м  н    о    п  р с  т    y   ф  х  ц  ч  ш  щ   ъ    ы    ь    э  ю  я * Huruf yang berwarna biru merupakan huruf hidup, sedangka...

Jelang Mudik Lebaran, KAI Daop 2 Bandung Siapkan 446.000 Tiket

Rohaeni Stasiun Kereta Api Bandung masuk ke dalam bagian  PT. KAI Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung. Bandung — Persiapan jelang mudik lebaran di tahun ini telah dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Pasalnya, sejak 14 Februari 2020 PT. KAI Persero secara keseluruhan telah membuka penjualan tiket kereta api reguler masa angkutan lebaran 2020 untuk H-10 lebaran dengan tanggal keberangkatan 14 Mei 2020. Tiket kereta api ini dapat dipesan mulai H-90 sebelum tanggal keberangkatan dan dapat diakses melalui banyak cara, di antaranya situs web KAI, aplikasi KAI Acces, maupun saluran penjualan resmi tiket KAI lainnya. Asisten Manager Humas PT. KAI Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung, Russen (42) mengatakan pihaknya telah menyediakan tiket sebanyak 446.000 selama masa Angkutan Lebaran 2020. Jumlah tiket yang disediakan tidak terlepas dari melihat ketersediaan tempat duduk kereta api reguler. Rencananya PT. KAI Daop 2 Bandung akan mengoperasikan sebanyak 37 perjalanan ...